Firman
Allah Ta’ala Q.S. az-Zumar: 9 (Katakanlah:
"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?") mengaskan
bahwa berilmu dan tidak berilmu berbeda dalam segala hal.
Ø Firman
Allah Ta’ala Q.S. al-Mujadalah: 11 (Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat) mengaskan
bahwa Allah akan mengangkat derajat orang yang berilmu dengan memberikannya
kemuliaan. Kemuliaan yang
diberikan Allah adalah kemuliaan yang bersifat hakiki, berbeda dengan kemuliaan
yang diberikan oleh manusia. Karena kemuliaan semacam itu bersifat nisbi, sebagai
contoh seorang yang mendapat kemuliaan karena memiliki jabatan tinggi akan
hilang kemuliaannya seiring dengan kepergian jabatan itu darinya.
Ibnu Abbas menjelaskan bahwa ulama (orang berilmu)
memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan mukmin (orang beriman) sebanyak
700 derajat.
Ø Firman
Allah Ta’ala Q.S. Fathir: 28 (Sesungguhnya
yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama)
menjelaskan bahwa ulama adalah hamba Allah yang paling takut kepada Allah
disbanding hamba-hamba-Nya yang lain.
Ø Dalam
firman Allah Q.S. al-Maidah: 4 ("Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh
binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatih nya untuk berburu; kamu
mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu)
mengaskan adanya perbedaan antara hewan yang terlatih (diberi ilmu) dengan yang
tidak. Dengan
demikian kemuliaan ilmu tidak hanya mengangkat derajat manusia tetapi hewan
sekalipun akan terangkat dengannya.
“...ilmu itu jika melekat pada sesuatu maka
sesuatu itu akan menjadi mulia…”
Posting Komentar