I. DEFINISI
Secara bahasa da’i adalah bentuk isim fa’il dari kata da’a-yad’u-da’watan. Jadi secara bahasa da’i artinya orang yang memanggil atau menyeru. Sedangkan secara istilah da’i adaah seorang yang menyeru manusia kepada kebenaran, yakni ajaran agama Islam yang telah ditutunkan oleh Allah melalui Rasul-Nya yang terdapat dalam Al-qur’an dan As-Sunnah.
II. MENGAPA AKU BANGGA MENJADI SEORANG DA’I
1. Dakwah adalah pekerjaan para Rasul dan Nabi
2. Da’i adalah yang paling baik perkataannya
3. Da’i adalah seorang pemberani yang tegar melawan arus kondisi masyarakat yang penuh dengan kebodohan dan kemaksiatan.
4. Seorang da’i akan terhindar dari laknat Allah.
5. Da’i juga terhindar dari kerugian hidup di dunia.
6. Serta terhindar pula dari azab Allah swt.
III. JENIS-JENIS DA’I DAN KARAKTERISTIKNYA
1. Da’i yang takut pada Allahdan juga faham syari’at Allah.
Da’i jenis yang pertama ini adlah pewaris para Nabi, membawa manusia ke jalan yang lurus dan wajib bagi kita untuk mengikuti nya.
2. Da’i yang takut pada Allah tapi tak faham syari’at Allah.
Da’i jenis yang kedua ini adalah da’i yang membawa manusia pada kegelapan di dunia dan bencana di akhirat dialah pembawa bid’ah dan kurafat di tengah-tengah umat. “haram bagi kita untuk mengikutinya”
3. Da’i yang tidak takut pada Allah tapi faham syari’at Allah.
Da’i jenis yang ketiga ini adalah da’i yang paling berbahaya, karena dibalik kepandaiannya akan ilmu syari’at berusaha membawa manusia ke jalan neraka, mereka inilah para pengasung fikroh sekularisme, liberalisme, dan pluralisme.
IV. KEPRIBADIAN DA’I
1. Seorang da’i harus sabar dalam dakwahnya
Seorang da’i harus bersabar daam berdakwah dan bersabar dalam menghadapi rintangan dan gangguan dakwah serta bersabar terhadap tantangan dakwah.
Seorang da’i harus bersabar daam dakwah artinya terus menekuni dakwah dan tidak bosan bahkan dia harus terus menerus berdakwah mengajak manusia kepada jalan Allah sesuai dengan kemampuannya dan selalu melibatkan diri dalam berbagai aktifitas dakwah yang lebih bermanfaat dan lebih mengena. Seorang da’i harus bersabar dalam menekuni dakwah dan tidak boleh bosan dalam menyampaikan dakwah. Sebab apabila seorang da’i ditimpa kebosanan, maka dia akan merasa lelah kemudian meninggakan dakwah, akan tetapi apabila dia tetap beristiqomah dalam berdakwah maka dia akan meraih pahala orang-orang yang bersabar dan mendapatkan hasil yang memuaskan. Renungkanlah firman Allah yang ditujukan kepada Nabi-Nya:
”Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah; Sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa”(Q.S. Huud: 49).
seorang da’i harus bersabar dalam menghadapi rintangan dakwah dari para penentang dan musuh dakwah, karena setiap orang yang berdakwah mengajak kepada Allah pasti mendapatkan tantangan sebagaiman firman Allah:
”Dan seperti itulah, Telah kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong” (Q.S. Al-Furqon: 31).
Jadi, setiap dakwah pasti mendapat tantangan dan rintangan dari para penentang, pendebat ataupun dari para penyebar syubhat, akan tetapi seorang da’i wajib untuk bersabar menghadapi orang=orang yang menetang dakwah, meskipun dakwah tersebut dituduh sebagai dakwah sesat dan bathil, padahal dakwah sesuai dengan petunjuk kitabullah dan tuntunan sunnah sunnah Rasulullah maka seorang da’i harus bersabar dalam berdakwah.
2. Hendaknya seorang da’i berakhak dengan akhlak yang mulia
Akhlak mulia adalah salah satu dari kepribadian seorang da’i yang wajib adanya. Karena seorang da’i akan senantiasa menjadi pusat perhatian umatnya, terutama dalam berakhlak dan bertingkah laku. Maka haruslah seorang da’i memberikan contoh atau teladan kepada umatnya dengan menjaga perangai atau akhlaknya. Sehingga dengan begitu umat akan semakin mudah mudah menerima dan mengikuti seruan da’i, tentunya untuk senantiasa berada pada jalan kebenaran yakni sesuai dengan yang dituntunkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
3. Hendaknya seorang da’i menyingkap tabir pembatas antara dia dan masyarakat
Seorang da’i harus berani terjun ke tengah-tengah masyarakat dan berbaur bersama mereka, karena dengan begitu maka seorang da’i akan diterima oleh masyarakat. Ketika masyarakat sudah menerima itulah maka seorang da’i bisa mempengaruhi masyarakat dan membawa mereka kepada jalan Allah dan menghidarkan mereka dari segala kemunkaran yang tentunya akan menyeret mereka kepada siksa Allah.
4. Hendaknya seorang da’i lapang dada terhadap orang-orang yang menyelisihinya
Dalam perjalan dakwah seorang da’i pastilah ia akan menemukan rintangan, salah satu diantaranya adalah seseorang atau sekelompok orang yang membenci dan menyelisihi dakwahnya. Dalam hal ini sikap yang harus diambil oeh seorang da’i adalah bersikap lapang dada. Karena setiap orang mempunyai cara berpikir yang berbeda-beda, begitu juga dalam memahami ajaran islam yang bersifat furu’. Selama perbedaan itu masih didasarkan pada dail yang bisa diterima, maka seharusnya kita saling bahu-membahu menegakkan syari’at Islam. Bukan malah saling mengklaim bahwa pemahamannya yang paling benar.,bahkan menyalahkan pemahaman yang berbeda dengan dirinya. Itulah mengapa seorang da’i dituntut untuk memiiki kepribadian berlapang dada terhadap orang yang menyeisihinya.